Aku terpenjara
Dalam prasangka
Tak bertuan
Gelap tanpa
Cahaya
Kaku
Tak mampu
Bergerak
Aku
Tak Tahu lagi
Hanya
Mampu
Diam
puisi, cerpen dan ceritaku
Aku terpenjara
Dalam prasangka
Tak bertuan
Gelap tanpa
Cahaya
Kaku
Tak mampu
Bergerak
Aku
Tak Tahu lagi
Hanya
Mampu
Diam
Aku mengenalmu dengan sadarku
Aku menyapa mu dengan sadarku
Aku menjawab salammu dengan sadarku
Aku menerimamu dengan sadarku
Aku mulai mencintaimu dengan sadarku
Aku juga menyayangimu dengan sadarku
Senyum, tawa, marah, sedih dan egois diri
Aku menerima dan menemukannya dengan sadarku
Dan ternyata aku pun terluka dengan sadarku
Melukai atau terlukai?
Yang jelas aku terpaksa menyudahi, satu rangkaian kata yang belum tersusun nyata
Yang jelas aku terpaksa membuang asa yang sedang dan baru berkembang
Yang jelas aku terpaksa membuang mimpi yang dalam tersemai di hati
Yang jelas aku terpaksa tidak lagi merangkaikan huruf-huruf indah itu….
Yang jelas aku kini terpaksa berdiri dalam separuh jiwa
Sedangkan sebagian jiwa ku terkunci dan terbawa angin yang ku taktahu kapan akan kembali….
Parungkuda, 1 Mei 2011- 14:28
Aku bertemu dengannya
Lagi,
Hanya bertemu, bertatap muka
Tanpa kata.
Semalam kita bersama
Dalam diam.
Tanpa suara, hanya ada isyarat mata
Dan gerak laku
Bergambar rindu yang mendalam
Bergambar sapa yang terpendam
Bergambar kasih dan sayang yang terbungkus
Dan dipendam dalam
Dalam sunyi hati
Dalam pesan tersirat.
Aku dan dia bertemu tanpa kata
Hanya mata sayu, merindu
Mataku dan matanya
Hanya bertatap
Saling menyapa
Nyanyikan rindu yang sangat
Kapankah mampu terucap?
Kapankah mampu tersurat?
Parungkuda, 28 April 2011- 07.13
Dia duduk di pojok. Sendiri…
Matanya masih sembab bekas menangis sepagi ini
Perih
Ibu melihatnya
Ibu juga sakit karena tindakan ini.
Melihat air mata kalian. Ibu juga menangis.
Ibu, Ibu tidak tahu.
Ibu Cuma ingin menegakkan peraturan yang ada
Peraturan yang sudah ada dan sudah tercatat dalam buku
Peraturan yang sudah kalian baca dan tanda tangani diatas materai,
Bukan sekedar peraturan, tetapi itu janji kalian anak-anak…..
Ibu bukan ingin menjadi kasar
Ibu juga bukan ingin menjadi galak
Anak-anakku…
Ibu cuma ingin belajar ketrtiban,
Belajar untuk menjadi rapid an teratur,
Bertanggung jawab atas janji-janji yang telah terucap,
Bertanggung jawab atas kata dan tindak yang terlaku…
Maaf kan Ibu Nak…
Itu harus untuk mengingatkan kalian dan juga Ibu…
Harus… konsekuensi atas semua yang terpilih, terlaku dan terucap….
Parungkuda, 26 April 2011- 09.50